ASUHAN
KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN TERSEDAK (CHOKING)
Tersedak
merupakan suatu kegawat daruratan yang sangat berbahaya, karena dalam beberapa
menit akan terjadi kekurangan oksigen secara general atau menyeluruh sehingga
hanya dalam hitung menit klien akan kehilangan reflek nafas, denyut jantung dan
kematian secara permanent dari batang otak, dalam bahasa lain kematian dari
individu tersebut. Berikut adalah penjelasan mengenai tersedak dan penangannya.
1.
DEFINISI
Tersedak adalah masuknya benda asing ke
arah paru-paru dan menyumbat jalan napas. (purwadianto,2000)
2. BATASAN ANATOMI
1. Airway
: Mulut, Larink, trachea,brokus terminalis
2. Breathing
: alveoli,(paru), dinding dada, otot pernafasan
3. Circulation
: jantung sebagai pompa, pembuluh darah sebagai pipa, darah : isi Kerongkongan
sebagai jalan masuknya makanan dan minuman secara anatomis terletak di belakang
tenggorokan (jalan nafas). Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan
lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk, maka di antara
kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah katup (epiglottis) yang bergerak
secara bergantian menutup tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun
pintu. Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju tenggorokan,
sedangkan saat menelan makanan, katup menutup tenggorokan agar makanan lewat
kerongkongan. Tersedak dapat terjadi bila makanan yang seharusnya menuju
kerongkongan, malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab.
3. KLASIFIKASI
3.1 Obstruksi total
Yaitu pembuntuan saluran pernafasan secara
total sehingga klien tidak dapat bernafas sama sekali, dan harus segera
ditolong karena dalam beberapa menit klien akan mengalami kematian yang
permanen. Bila terjadi obstruksi total maka akan terjadi atelektasis.
3.2 Fenomena check valve / Parsial
Yaitu pembuntuan saluran napas secara
parsial atau tidak secara total, sehingga klien masih dapat bernapas tetapi
kurang adekuat, dan benda asing harus segera dikeluarkan karena akan
mempengaruhi pasokan O2 jaringan. Tetapi pengeluaran benda asing tersebut harus
dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih, karena ditakutkan akan terjadi
sumbatan total bila dilakukan oleh orang yang tidak berpengalaman. Bila terjadi
obstruksi parsial maka dapat terjadi emphisema paru.
4.
ETIOLOGI
a.
Benda
asing
Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada Laring. Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot bantu nafas, sianois.
Benda-benda tersebut bisa tersangkut pada Laring. Secara progresif akan terjadi stridor, dispneu, apneu, penggunaan otot bantu nafas, sianois.
b.
Saluran
nafas
Berdasarkan lokasi dibagi atas
Berdasarkan lokasi dibagi atas
1)
Trachea
Benda asing didalam trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut didalam rimaglotis dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat menimbulkan gejala obstruksi larink
Benda asing didalam trachea tidak dapat dikeluarkan karena tersangkut didalam rimaglotis dan akhirnya tersangkut dilarink dan akhirnya dapat menimbulkan gejala obstruksi larink
2)
Bronkus
Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
Biasanya tersangkut pada bronkus kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronkus sehingga menjadi besar.
4.
GEJALA
Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik ( choking) seperti : sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang segera untuk menghindari gawat nafas.
Pada usia balita, maka balita tersebut akan memegang lehernya yang merasa seperti tercekik. Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk hingga muntah. Apabila tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan
Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah batuk-batuk, hal ini normal karena batuk adalah mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik ( choking) seperti : sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak, mengi, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang segera untuk menghindari gawat nafas.
Pada usia balita, maka balita tersebut akan memegang lehernya yang merasa seperti tercekik. Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai dengan batuk-batuk hingga muntah. Apabila tersedak dengan kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang semakin lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan
5.
PENANGANAN
a.
Dasar
Berupa bantuan dasar hidup atau sering disebut sebagai BLS meliputi yaitu pembebasan Airway atau jalan napas. Penanganan yang spesifik pada klien dengan tersedak, apabila klien yang tersedak masih bayi adalah :
Berupa bantuan dasar hidup atau sering disebut sebagai BLS meliputi yaitu pembebasan Airway atau jalan napas. Penanganan yang spesifik pada klien dengan tersedak, apabila klien yang tersedak masih bayi adalah :
1. Aktifkan sistem EMS dengan cara
memanggil orang terdekat untuk menghubungi EMS (Ambulace 118)
2. Pastikan penderita sadar / tidak
3. Bila anak tidak sadar tepuk / goyang
pundak bayi dengan hati-hati. Lihat pergerakan dada, dengar suara nafas dan
rasakan hembusan nafas.
4. Tapi bila anak sadar maka perintahkan
anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan tersedak.
5. Jika dengan batuk, benda penyebab
tersedak tidak juga bisa keluar. Mintalah ia batuk sambil membungkuk atau
posisi kepala lebih rendah agar gaya gravitasi membantu ia mengeluarkan benda
tersebut.
6. Jika tidak berhasil juga, lakukan
tindakan pertolongan dengan manuver Heimlich. Manuver Heimlich adalah tindakan
yang dikenal dapat menolong orang yang tersedak
7. Bila korban terbaring, korban dipangku
oleh penolong lalu dengan 2 atau 3 jari saja lakukan penekanan pada perut
bagian atas dan lakukan penekanan ke arah bawah atas agar benda asing terdorong
keluar.
8. Perhatikan kekuatan tekanan sesuai
keadaan fisik anak.
b.
Tindakan
Heimlich pada bayi atau pada anak dibawah usia lima tahun dilakukan dengan cara
segera
1. Menelentangkan penderita dipangkuan
penolong.
2. Berikan pukulan ringan namun cepat pada
punggung penderita diantara kedua tulang belikat sebanyak 4 kali.
3. Lakukan upaya ini beberapa kali hingga
penolong yakin benda asing penyebab tersedak telah keluar yang ditandai dengan
membaiknya kesadaran penderita, tak tersumbatnya pernafasan yang mengakibatkan
rasa lega pada bernafas , hilangnya bunyi mengi pada waktu bernafas.
c.
Tindakan
Heimlich pada anak usia 4 tahun hingga anak usia 14-15 tahun dilakukan dengan
cara
1. Bila korban masih bisa berdiri,
penolong berada di belakang korban
2. Lingkarkan tangan ke dada pasien
sedangkan kepalan tangan berada di perut bagian atas
3. Kemudian hentakan tangan sebanyak empat
kali ke arah belakang atas secara tiba-tiba dengan harapan benda asing akan
terdorong keluar karena tekanan yang dihasilkan.
4. Berikan istirahat sekitar setengah
menit kemudian ulangi tindakan tersebut beberapa kali
5. Berikan istirahat sekitar setengah
menit kemudian ulangi tindakan tersebut beberapa kali
6. Bila penderita tetap merasa sesak
nafas, atau muka masih membiru hingga penderita merasa lega bernafas. Rujukkan
ke rumah sakit untuk tindakan selanjutnya.
7. Pada posisi penderita tengkurap, penolong
berlutut diatas penderita dengan kedua lutut disamping tubuh penderita.
8. Miringkan kepala penderita kesamping
kiri/kanan.
9. Letakan kedua telapak tangan dibawah
tulang belikat.
10. Lakukan penekanan tangan dengan kuat
dan cepat kearah dada atas sekitar empat kali.
11. Lakukan berulang kali dengan interval
istirahat sekitar setengah menit hingga penderita sadar.
12. Bila penderita muntah, bersihkan mulut
penderita.
d.
Tapi
bila kesemua tindakan darurat tersebut tidak berhasil, maka Segera rujukkan kerumah
sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bila klien anak – anak maka dilakukan
tindakan chest trush :
1. Tanyakan pada klien tersedak atau tidak
(pasien biasanya tidak menjawab dengan tangan memegangi leher)
2. Berdiri di belakang anak, lingkarkan
lengan di dada penderita.
3. Buat kepalan dengan sisi jempol di
sebelah dalam, letakkan di atas garis tengah tulang dada penderita.
4. Genggam kepalan dengan tangan yang lain
dan jauhkan dari processus xyfoideus dan pinggir tulang rusuk.
5. Tekan dada ke belakang, ulangi hentakan
sampai berhasil atau penderita sampai tidak sadar. Perhatikan kekuatan tekanan
sesuai keadaan fisik anak.
e.
Lanjutan
1· Bronkoskopi
Melihat area bronkus dengan suatu alat yang dimasukkan melalui hidung.
2· Torakotomi
Prosedur tindakan pembedahan dada untuk mengeluarkan sumbatan yang menghalangi jalan napas
3· Tracheostomi
4· Intubasi
1· Bronkoskopi
Melihat area bronkus dengan suatu alat yang dimasukkan melalui hidung.
2· Torakotomi
Prosedur tindakan pembedahan dada untuk mengeluarkan sumbatan yang menghalangi jalan napas
3· Tracheostomi
4· Intubasi
6.
PENCEGAHAN
Bagaimana mencegah anak mengalami kecelakaan? Yaitu dengan melakukan hal – hal dibawah ini:
Bagaimana mencegah anak mengalami kecelakaan? Yaitu dengan melakukan hal – hal dibawah ini:
1)
meletakkan
semua benda berbahaya di tempat yang tidak terjangkau anak, misalnya : kancing
baju, kacang atau biji bijian yang logam, tulang ikan
2)
Memangku
bayi saat diberi makan.
3)
Sesaat
setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan dulu selama 10 menit untuk
mengeluarkan udara dari lambung sehingga resiko muntah dan masuk dalam saluran
nafas mengecil
4)
Tak
membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.
5)
Hindari
memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis atau tertawa karena lebih
mudah tersedak.
6)
Terutama
pada anak kecil hindari menyusu atau makan dengan posisi berbaring
7)
Juga
tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis ataumemperlihatkan sikap tak
mau makan.
8)
Hindari
makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga resiko dimuntahkan kembali
dan tersedak jadi kecil
9)
Menggunakan
dot yang tidak dapat dibongkar dengan mudah oleh bayi.
10)
Tidak
menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai atau tali padalehernya.
11)
Tidak
meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena kecendrunganmereka untuk
menutupi kepala mereka dengan kantong tersebut sehinggamenyebabkan terjadinya
kesukaran bernapas.
12)
Menggunakan
kasur yang keras dan tidak ditutupi dengan plastik.
13)
Tidak
menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh dari peralatanlain atau
pemanas (menghindarkan bayi memanjat dan demikian jatuh sertamenimbulkan cidera
kepala).
14)
Mainan
tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah dimasukkankedalam mulut.
15)
Jangan
tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi (walaupun hanyasedikit mengandung
air).
DAFTAR PUSTAKA
Http://Www.Rssemengresik.Co.Id - Rumah
Sakit Semen Gresik Powered By Mambo Generated: 20 October, 2008, 08:53
http://cybermed.cbn.net.id. diakses tanggal 11 januari 2009, pukul 10.12 WIB
http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia diakses pada minggu 11 januari 2009 11.46 WIB
Purwadianto, Agus. 2000. Kedaruratan Medik (Pedoman Penatalaksanaan Praktis). Jakarta Barat : Budi Sampurna.
Skeet, Muriel. 1995. Tindakan Paramedic Terhadap Kegawatan Dan Pertolongan Pertama. Jakarta : EGC
http://cybermed.cbn.net.id. diakses tanggal 11 januari 2009, pukul 10.12 WIB
http://groups.google.co.id/group/alt.culture.indonesia diakses pada minggu 11 januari 2009 11.46 WIB
Purwadianto, Agus. 2000. Kedaruratan Medik (Pedoman Penatalaksanaan Praktis). Jakarta Barat : Budi Sampurna.
Skeet, Muriel. 1995. Tindakan Paramedic Terhadap Kegawatan Dan Pertolongan Pertama. Jakarta : EGC
Riyawan.com | Kumpulan Makalah Farmasi Keperawatan
0 comments:
Posting Komentar