ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN DENGAN SYOK
BAB I PENDAHULUANA
BAB I PENDAHULUANA
TINJAUAN TEORI
A.
Pengertian
Suatu keadaan / syndrome gangguan perfusi jaringan
yang menyeluruh sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan metabolisme jaringan (Rupi,
2005). Keadaan kritis akibat kegagalan sistem sirkulasi dalam mencukupi nutrien
dan oksigen baik dari segi pasokan & pemakaian untuk metabolisme selular
jaringan tubuh sehingga terjadi defisiensi akut oksigen akut di tingkat selular
(Tash Ervien S, 2005). Suatu bentuk sindroma dinamik yang akibat akhirnya
berupa kerusakan jaringan sebab substrat yang diperlukan untuk metabolisme
aerob pada tingkat mikroseluler dilepas dalam kecepatan yang tidak adekuat oleh
aliran darah yang sangat sedikit atau aliran maldistribusi (Candido, 2006).
Bentuk berat dari kekurangan pasokan oksigen dibanding
kebutuhan. Keadaan ini disebabkan oleh menurunnya oksigenasi jaringan atau
perubahan dalam sirkulasi kapiler. Kekurangan oksigen akan berhubungan dengan ASIDOSIS
LACTATE, dimana kadar lactat tubuh merupakan indikator dari tingkat berat-
ringannya syock.
Syok yaitu hambatan di dalam peredaran darah perifer
yang menyebabkan perfusi jaringan tak cukup untuk memenuhi kebutuhan sel akan
zat makanan dan membuang sisa metabolisme atau suatu perfusi jaringan yang
kurang sempurna. Langkah pertama untuk bisa menanggulangi syok adalah harus
bisa mengenal gejala syok. Tidak ada tes laboratorium yang bisa mendiagnosa
syok dengan segera. Diagnosa dibuat berdasarkan pemahaman klinik tidak
adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Langkah kedua dalam
menanggulangi syok adalah berusaha mengetahui kemungkinan penyebab syok.
Pada pasien trauma, pengenalan syok berhubungan
langsung dengan mekanisme terjadinya trauma. Semua jenis syok dapat terjadi
pada pasien trauma dan yang tersering adalah syok hipovolemik karena perdarahan.
Syok kardiogenik juga bisa terjadi pada pasien-pasien yang mengalami trauma di
atas diafragma dan syok neurogenik dapat disebabkan oleh trauma pada sistem
saraf pusat serta medula spinalis. Syok septik juga harus dipertimbangkan pada
pasien-pasien trauma yang datang terlambat untuk mendapatkan pertolongan.
B.
Stadium Syock
1.Kompensasi
Komposisi tubuh dengan meningkatkan reflek simpatis yaitu
meningkatnya resistensi sistemik dimana hanya terjadi destruksi selektif pada
organ penting. TD sistolik normal, diastolik meningkat akibat resistensi
arterial sistemik disamping TD terjadi peningkatan sekresi vaseprosin dan
aktivasi sistem RAA. Manitestasi khusus takikardi, gaduh, gelisah, kulit pucat,
CRT > 2 dtk.
2.Dekompensasi
Mekanisme komposisi mulai gagal, cadiac sulfat made kuat perfusi
jaringan memburuk, terjadilah metabolism anaerob. karena asam laktat menumpuk
terjadilah asidisif yang bertambah berat dengan terbentuknya asam karbonat
intrasel. Hal ini menghambat kontraklilitas jantung yang terlanjur pada mekanisme
energi pompo Na+ K di tingkat sel. Pada syock juga terjadi pelepasan histamin
akibat adanya smesvar namun bila syock
berlanjut akan memperburuk keadaan, dimana terjadi vasodilatasi disfori
& peningkatan permeabilitas kapiler sehingga volume venous return berkurang
yang terjadi timbulnya depresi miocard. Manifestasi klinis : TD menurun, porfsi
teriter buruk olyserci, asidosis, napas kusmail.
3. Irreversibel
Gagal kompensasi terlanjut dengan kematian sel dan disfungsi sistem
multiorgan, cadangan ATP di keper dan jantung habis (sintesa baru 2 jam).
terakhir kematian walau sirkulasi dapat pulih manifestasi klinis : TD tak terukur,
nadi tak teraba, kesadaran (koma), anuria.
C.
Tanda Dan Gejala
1. Sistem Kardiovaskuler
Gangguan sirkulasi perifer - pucat, ekstremitas dingin. Kurangnya
pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah, Nadi
cepat dan halus, Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan,
karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume
sirkulasi darah Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling
baik, CVP rendah.
2. Sistem Respirasi
Pernapasancepat
dan dangkal.
3. Sistem saraf pusat
Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah
rendah sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak
sadar. Obat sedatif dan analgetika jangan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya
pasien memang karena kesakitan.
4. Sistem Saluran Cerna
Bisa terjadi
mual dan muntah.
5. Sistem Saluran Kencing
Produksi urin berkurang. Normal rata-rata produksi urin pasien
dewasa adalah 60 ml/jam (1/5–1 ml/kg/jam).
D. Manifestasi Klinis
Secara umum
manifestasi klinis syock yang muncul antara lain : pucat, bingung, coma
tachicardy, Sianosis, Arithmia, gagal jantung kongestif, Berkeringat, takipneu,
Perubahan suhu, Oedem paru, Gelisah, Disorientasi.
Sedang
manifestasi klinis lain yang dapat muncul
1. Menurunnya filtrasi glomerulus
2. Menurunnya urin out put
3. Meningkatnya keeping darah
4. Asidosis metabolic
5. Hyperglikemi
E. Jenis Syok
1. Syok Hypovolemik
Syok hipovolemik merujuk keada suatu keadaan di mana terjadi
kehilangan cairan tubuh dengan cepat sehingga terjadinya multiple organ failure
akibat perfusi yang tidak adekuat. Syok hipovolemik ini paling sering timbul setelah
terjadi perdarahan hebat (syok hemoragik). Perdarahan eksternal akut akibat
trauma tembus dan perdarahan hebat akibat kelainan gastrointestinal merupakan 2
penyebab syok hemoragik yang paling seringditemukan. Syok hemoragik juga bisa
terjadi akibat perdarahan internal akut ke dalam rongga toraks dan rongga abdomen.
a. Faktor Penyebab
Pada umumnya syok hipovolemik disebabkan karena
perdarahan, sedang penyebab lain yang ekstrem adalah keluarnya garam (NaCL).
Syok misalnya terjadi pada: patah tulang panjang, rupture spleen, hematothorak,
diseksi arteri, pangkreatitis berat. Sedang syok hipovolemik yang terjadi
karena berkumpulnya cairan di ruang interstisiil disebabkan karena:
meningkatnya permeabilitas kapiler akibat cedera panas, reaksi alergi, toksin
bekteri. Penyebab utama perdarahan internal adalah terjadinya trauma pada organ
dan ruptur pada aneurysme aortic abdomen. Syok hipovolemik bisa merupakan
akibat dari kehilangan cairan tubuh lain selain dari darah dalam jumlah yang
banyak. Contoh syok hipovolemik yang terjadi akibat kehilangan cairan lain ini
adalah gastroenteritis refraktrer dan luka bakar hebat.
b. Patofisiologi
Tubuh manusia berespon terhadap perdarahan akut dengan
cara mengaktifkan 4 sistem major fisiologi tubuh, yaitu sistem hematologi,
sistem kardiovaskular, sistem renal dan sistem neuroendokrin. System hematologi
berespon kepada perdarahan hebat yag terjadi secara akut dengan mengaktifkan
cascade pembekuan darah dan mengkonstriksikan pembuluh darah (dengan melepaskan
thromboxane A2 lokal) dan membentuk sumbatan immatur pada sumber perdarahan.
Pembuluh darah yang rusak akan menbedahkan lapisan kolagennya, yang secara
subsekuen akan menyebabkan deposisi fibrin dan stabilisasi dari subatan yang
dibentuk. Kurang lebih 24 jam diperlukan untuk pembentukan sumbatan fibrin yang
sempurna dan formasi matur. Sistem kardiovaskular awalnya berespon kepada syok
hipovolemik dengan meningkatkan denyut jantung, meninggikan kontraktilitas
myocard, dan mengkonstriksikan pembuluh darah jantung. Respon ini timbul akibat
peninggian pelepasan norepinefrin dan penurunan tonus vagus (yang diregulasikan
oleh baroreseptor yang terdapat pada arkus karotid, arkus aorta, atrium kiri
dan pembuluh darah paru. System kardiovaskular juga merespon dengan mendistribusikan
darah ke otak, jantung, dan ginjal dan membawa darah dari kulit, otot, dan GI. System
urogenital (ginjal) merespon dengan stimulasi yang meningkatkan pelepasan
rennin dari apparatus justaglomerular. Dari pelepasan rennin kemudian dip roses
kemudian terjadi pembentukan angiotensi II yangmemiliki 2 efek utama yaitu
memvasokontriksikan pembuluh darah dan menstimulasi sekresi aldosterone
padakortex adrenal. Adrenal bertanggung jawab pada reabsorpsi sodium secra
aktif dan konservasi air.System neuroendokrin merespon hemoragik syok dengan
meningkatkan sekresi ADH. ADH dilepaskan darihipothalmus posterior yang
merespon pada penurunan tekanan darah dan penurunan pada konsentrasi sodium.ADH
secara langsung meningkatkan reabsorsi air dan garam (NaCl) pada tubulus
distal. Ductus colletivus danthe loop of Henle.Patofisiology dari hipovolemik
syok lebih banyak lagi dari pada yang telah disebutkan . untuk mengexplorelebih
dalam mengenai patofisiology, referensi pada bibliography bias menjadi acuan.
Mekanisme yang telahdipaparkan cukup efektif untuk menjaga perfusi pada organ
vital akibat kehilangan darah yang banyak. Tanpaadanya resusitasi cairan dan
darah serta koreksi pada penyebab hemoragik syok, kardiak perfusi biasanya
gagaldan terjadi kegagalan multiple organ
c. Tahap Syok Hipovolemik 1)
1) Tahap I :
1) Tahap I :
· terjadi bika kehilangan darah
0-10% (kira-kira 500ml)· terjadi kompensasi dimana biasanya Cardiak output dan
tekanan darah masih dapat dipertahankan
2) Tahap II :
· terjadi apabila
kehilanagan darah 15-20%· tekanan darah turun, PO2 turun, takikardi, takipneu,
diaforetik, gelisah, pucat.
3) Tahap III:
· bila terjadi kehilengan darah
lebih dari 25%· terjadi penurunan : tekanan darah, Cardiak output,PO2, perfusi
jaringan secara cepat· terjadi iskemik pada organ· terjadi ekstravasasi cairan
2. Syok Kardiogenik
a. Definisi
Syok kardiogenik disebabkan oleh kegagalan fungsi
pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti
sama sekali.Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda
hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload
dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan
tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah
(sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih
dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari0,5 ml/kg/jam)
dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti
organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan
syok kerdiogenik. (www.fkuii.org)Syok kardiogenik merupakan stadium akhir
disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bilaventrikel
kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan
penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ
vital (jantung,otak, ginjal).Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel
kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadisebagai komplikasi MI,
namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati
dandisritmia. (Brunner & Suddarth, 2001)
Syok kardiogenik adalah syok yang disebabkan karena
fungsi jantung yang tidak adekua, seperti pada infark miokard atau obstruksi
mekanik jantung; manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin,
nadiyang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland,
1998)
b. Etiologi
Penyebab syok kardiogenik mempunyai etiologi koroner
dan non koroner. Koroner disebabkan oleh infark miokardium, Sedangkan Non-koroner disebabkan
oleh kardiomiopati, kerusakan katup, tamponade jantung,
dandisritmia.Lab/SMF Anestesiologi FKUA/RSUP Dr. M. Djamil, Padang mengklasifikasikan
penyebab syok kardiogenik sebagai berikut :· Penyakit jantung iskemik (IHD)·
Obat-obatan yang mendepresi jantung· Gangguan Irama Jantung.
c. Manifestasi Klinis
Syok kardiogenik ditandai oleh gangguan fungsi
ventrikel kiri yang mengakibatkan gangguan mengakibatkan gangguan fungsi
ventrikel kiri yaitu mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan
penghantaran oksigen ke jaringan yang khas pada syok kardiogenik yang disebabkan
oleh infark miokardium akut adalah hilangnya 40% atau lebih jaringan otot pada
ventrikel kiri dan nekrosis vocal di seluruh ventrikel karena ketidak seimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen miokardium. Gmbaran klinis gagal jantung
kiri :· Sesak napas dyspnea on effert, paroxymal nocturnal dyspnea· Pernapasan
cheyne stokes· Batuk-batuk · Sianosis· Suara serak · Ronchi basah, halus tidak
nyaring di daerah basal paru hydrothorax· Kelainan jantung seperti pembesaran
jantung, irama gallop, tachycardia· BMR mungkin naik · Kelainan pada foto
rontgen
d. Patofisiologi
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat
sirkulasi patofisiologi gagal jantung. Kerusakan jantung mengakibatkan penurunan
curah jantung, yang pada gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke
organ-organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, sehingga asupan
oksigen ke jantung menurun, yang padagilirannya meningkatkan iskemia dan
penurunan lebih lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnyaterjadilah
lingkaran setan. Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah rendah,
nadi cepat dan lemah,hipoksia otak yang termanifestasi dengan adanya konfusi
dan agitasi, penurunan haluaran urin, serta kulit yangdingin dan
lembab. Disritmia sering terjadi akibat penurunan oksigen ke jantung.seperti
pada gagal jantung, penggunaan kateter arteri pulmonal untuk mengukur tekanan
ventrikel kiri dan curah jantung sangat penting untuk mengkaji beratnya masalah
dan mengevaluasi penatalaksanaan yang telah dilakukan. Peningkatan tekananakhir
diastolik ventrikel kiri yang berkelanjutan (LVEDP = Left Ventrikel End
Diastolik Pressure) menunjukkan bahwa jantung gagal untuk berfungsi sebagai
pompa yang efektif.
e. Pemeriksaan Diagnostik
Faktor-faktor pencetus test diagnostik antara lain :·
Electrocardiogram (ECG)· Sonogram· Scan jantung· Kateterisasi jantung· Roentgen
dada· Enzim hepar · Elektrolit oksimetri nadi· AGD· Kreatinin· Albumin /
transforin serum· HSD
3. Syock Distributif
a. Pengertian
Syok distributif atau vasogenik terjadi ketika volume
darah secara abnormal berpindah tempat dalam vaskulatur seperti ketika darah
berkumpul dalam pembuluh darah perifer.
………………………………………………………………………………………
Klien dapat beristirahat dengan tenang
b. Rencana tindakan
Tentukan sumber-sumber kecemasan atau ketakutan klieno
Jelaskan seluruh prosedur dan pengobatan serta berikan penjelasan yang ringkas
bila klien tidak memahaminyao Bila ansietas sedang berlangsung, temani klieno
Antisipasi kebutuhan klieno Pertahankan lingkungan yang tenang dan tidak penuh
dengan stresso Biarkan keluarga dan orang terdekat untuk tetap tinggal bersama
klien jika kondisi klien memungkinkano Anjurkan untuk mengungkapkan kebutuhan
dan ketakutan akan kematiano Pertahankan sikap tenang dan menyakinkan
4.1 Kesimpulan
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta
efektivitas dan efisiensi kerja kita pada menit-menit pertama pasien mengalami
syok.
Syok adalah gangguan sistem sirkulasi dimana sistemkardiovaskuler
(jantung dan pembuluh darah) tidak mampu
mengalirkan darah ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai yang menyebabkan
tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan. Syok terjadi akibat berbagai
keadaan yang menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung
(misalnya serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah (misalnya
karena reaksi alergi atau infeksi)
4.2 Saran
1. Dengan mempelajari materi ini
mahasiswa keperawatan yang nantinya menjadi seorang perawat professional agar
dapat lebih peka terhadap tanda dan gejala ketika menemukan pasien yang
mengalami syock sehingga dapat melakukan pertolongan segera.
2. Mahasiswa dapat
melakukan tindakan-tindakan emergency untuk melakukan pertolongan segera kepada
pasien yang mengalami syock.
DAFTAR PUSTAKA
Riyawan.com | Kumpulan Artikel Farmasi Keperawatan
Alexander R H, Proctor H J. Shock. Dalam
buku:Advanced Trauma Life Support Course for Physicians.USA,1993 ; 75 – 94
Atkinson R S, Hamblin J J, Wright J E C.
Shock. Dalam buku:Hand book of Intensive Care.London: Chapmanand Hall, 1981;
18-29.
Bartholomeusz L, Shock, dalam buku:Safe
Anaesthesia, 1996 ; 408-413
Franklin C M, Darovic G O, Dan B B.
Monitoring the Patient in Shock. Dalam buku: Darovic G O, ed,
Hemodynamic Monitoring: Invasive and
Noninvasive Clinical Application.
USA : EB. Saunders Co. 1995 ; 441-
499.Haupt M T, Carlson R W. Anaphylactic and Anaphylactoid Reactions. Dalam
buku: Shoemaker W C, Ayres S,Grenvik A eds,
Texbook of Critical Care.
Philadelphia, 1989 ; 993 - 1002.Thijs L G.
The Heart in Shock (With Emphasis on Septic
Shock). Dalam kumpulan makalah: IndonesianSymposium On Shock & Critical
Care
. Jakarta-Indonesia, August 30 - September
1, 1996 ; 1 - 4.Wilson R F, ed. Shock. Dalam buku:
Critical Care Manual.
1981; c:1-42.Zimmerman J L, Taylor R W,
Dellinger R P, Farmer J C, Diagnosis and Management of Shock, dalam buku:
Fundamental Critical Support. Society of
Critical Care Medicine, 1997.
0 comments:
Posting Komentar